Sabtu, 24 Desember 2011

Tokoh antagonis


















Quote:










Originally Posted by fikri0505
View Post


Hidup tanpa orang-orang yang membenci kita sama saja seperti menonton film

Harry Potter tanpa Lord Voldemort, X-Men tanpa Magneto, dan Kung Fu Panda tanpa Tai Lung.



Bayangkan saja kalau nggak ada Lord Voldemort sepanjang Harry Potter, lalu

darimana Harry mendapat kemampuan sihir dan berbicara dalam bahasa ular?

Tidak akan pernah ada hal menakjubkan sepanjang hidup Harry, sekolah
Hogwarts bakal biasa-biasa saja, dan mungkin Neville Longbottom tetap
menjadi

cowok culun seumur hidupnya.



X-Men tanpa Magneto? Maka sekolah Charles Xavier tidak akan pernah ada!
Dan bagaimana seandainya Tai Lung tidak pernah nongol di film Kungfu
Panda? Po akan tetap menjadi panda gemuk penjual mie sementara isi dari
Dragon Scroll tetap menjadi misteri di Jade Palace. Furthermore,
without antagonist characters, these movies had nothing to talk about.



Yah, kawan, begitu pula dengan hidup kita. Kadang ada saja orang-orang
yang kayaknya kok sirik sama hidup kita dan terkesan nggak seneng lihat
kita bahagia. Bahkan jika kita berbuat bener pun dinilai salah, apalagi
kalau kita emang terbukti salah?



Keberadaan mereka kadang bikin kita enek, bahkan kalau sudah parah banget,

bisa sampe depresi gara-gara ulah mereka. But trust me, everything
happens for a good reason. Kalau nggak ada mereka, trus siapa dong yang
bisa bikin mental kita bertambah kuat denger ejekan-ejekan sadis? Siapa
yang bisa bikin

kita introspeksi diri mengenai kesalahan-kesalahan yang kita buat?
Siapa yang bisa membuat kita selangkah lebih dewasa dalam mengatasi
masalah?



No matter what you do, no matter how old you are, no matter what your
job is, no matter what your place is in life, there's always going to
be someone who's just mean to you.



For me personally, keberadaan orang-orang jahat dalam hidup adalah
motivator nomor satu. Bahkan, semakin saya dilecehkan, semakin saya
dihina dan semakin saya direndahkan, maka semakin besar pula motivasi
saya untuk menjadi orang sukses. Saya harus bisa lebih dari orang-orang
yang bisanya

hanya mengejek dan mencela saya. Akan saya buktikan bahwa suatu hari

nanti, saya bisa lebih sukses dari mereka dan mereka akan menyadari bahwa

menjatuhkan saya adalah KEBODOHAN TERBESAR yang pernah mereka lakukan.



"Love your haters, they are your biggest fans. Why? Because they always waste

their times just for notice your every wrong move."





Beberapa tanggapan agan yg ingin ditaruh di page one.






Quote:










Originally Posted by leejet12
View Post


bener, gan! asal musuhnya bisa bermain sportif yg cuma mengandalkan ejekan bukan fisik or halal haram hantam..klo rival gk sportif, tetep aja kita gk butuh orang kek gtu bwt penyemangat hidup..malah bikin runyam kehidupan kita..



Yah, begitulah gan, kalo misalnya musuh kita gk bermoral. Cara
mengatasinya, kita cuek saja terhadap pukulan2 yg kita terima dari
musuh kita. kita tak usah membalas. karena kalau kita membalas, urusan
malah menjadi lebih runyam. wah, pasti gk enak banget kan. bahkan, jika
kalo kita mau menyadarkannya, bisa kita beri hadiah. misal, musuh kita
memukuli kita untuk suatu hal. pada saat kita ulang tahun, kita undang
musuh kita tadi, lalu ketika Ia sudah sampai di pesta ulang tahun,
berilah hadiah. hadiahnya gk usah mahal2. yg penting isinya menyiratkan
bahwa kita hanya ingin berdamai. tidak ingin ada konflik lagi. dengan
cara ini, musuh kita akan sadar, bahwa selama ini Ia salah. Dan mungkin
bagusnya lagi, pada ankhirnya kita malah bisa menjadi sahabat. Oke...??






Quote:







Kalo misalnya agan ada ingin ditanyakan, silahkan kirim PM ke Saya.
yang isinya URL komentar agan di thread ini. Nanti Insya Allah akan
Saya taruh di page one. Terimakasih.....






Quote:










Originally Posted by beebobie
View Post


bener banged gan , tanpa tokoh antagonis dalam hidup qta , apalah arti hidup , cuman datar aja


ada riset di jepang tentang ikan yang di tangkep nelayan , ikan
yang dikasih predatornya dalam kolam lebih seger dibandingkan ikan yang
ga dikasih predatornya ,



taro page one gan





Terimakasih atas ceritanya. Bahkan hewan pun bisa merasakannya



Sumber: disini

Jumat, 02 Desember 2011

Referensi Film-Film Jurnalistik




1. Shattered Glass (2003)






Di antara daftar film di postingan ini, ini adalah film yang pertama kali saya tonton. Film ini bagus sekali menurut saya, sayang tidak mendapat promosi yang cukup sehingga tidak banyak orang tahu, salah satu produsernya bahkan Tom Cruise (yang membuat saya kaget). Diangkat dari kisah nyata tentang seorang jurnalis muda berbakat bernama Stephen Glass (Hayden Christensen) yang bekerja di Majalah New Republic. Kisahnya berpusat pada perjalanan karir Stephen pada tahun 1990-an yang artikel-artikelnya diakui sangat bagus dan turut mengangkat popularitas majalah tempatnya bekerja, sampai suatu saat, artikelnya berjudul “Hack Heaven” ternyata diketahu merupakan artikel fiksi, semua data dan narasumber adalah karangan Stephen sendiri, penemuan itu berbuntut pada penemuan artikel-artikel lainnya yang ternyata totalnya ada 27 artikel dari Stephen yang fiksi, kebohongan ini membuat dirinya dipecat dan New Republic memuat pernyataan maaf kepada publik atas kebohongan 27 artikel tersebut.


Tidak diungkapkan dengan jelas, apa yang menyebabkan Stephen sampai berani berbohong kepada pembaca, mengingat kalau disimak dalam film ini. Dia punya kemampuan kerja jurnalistik yang bagus (Pada masa itu selain di New Republic, ia juga dikontrak beberapa media cetak lain sehingga dikenal sebagai jurnalis muda yang berpenghasilan besar).


Yang saya suka dari film ini adalah gambaran proses kerja jurnalistik di media cetak, khususnya majalah. Dimulai dari reportase, penulisan, pengecekan data dan fakta, editing, direvisi oleh jurnalisnya, pengecekan data fakta dan editing kedua kali lalu siap dilayout dan naik cetak. Atmosfer jurnalistiknya terasa sekali, kantor redaksi yang penuh sesak, di lobi kantor dipasang majalah edisi-edisi sebelumnya. Yang miris, sifat bohong Stephen Glass ini seolah ingin dipertahankan sampai akhir film ketika obrolannya dengan murid-murid SD tempatnya bersekolah dulu ternyata cuma khayalannya.





2.The Hunting Party (2007)
















Rekomendasi seorang teman dan nama besar pemeran utamanya adalah alasan saya mau menonton film ini, filmnya bercerita tentang Simon Hunt (Richard Gere) jurnalis televisi spesialis daerah konflik dan perang dengan pasangannya kameramen yang akrab dipanggil Duck (Terrence Howard). Selama bertahun-tahun mereka dikenal pasangan jurnalis yang berani dan sukses meraih banyak penghargaan, semuanya berubah ketika laporan langsung dari Bosnia, Simon melaporkan sambil marah-marah di televisi “Ini bukan perang! Ini pembantaian” dan beragam kata-kata makian lainnya, Simon kemudian dipecat namun tetap bekerja sebagai jurnalis dan menjual videonya liputannya ke beberapa televisi di berbagai negara sementara Duck tetap bekerja di televisi tersebut dan semakin naik jabatannya. Bertahun-tahun kemudian mereka bertemu lagi di Bosnia ketika Duck dan timnya termasuk Benjamin, anak wakil direktur televisi (Jesse Eisenberg, yang kabarnya akan bermain sebagai Mark Zuckerberg dalam film tentang Facebook berjudul “The Social Network” tahun ini) hadir di suatu acara PBB dan disana Simon mengajak Duck, juga akhirnya Benjamin untuk mengadakan wawancara eksklusif dengan penjahat perang di Bosnia bernama Radoslav Bogdanović alias “The Fox” yang kemudian dalam usaha pencarian tersebut menjelaskan kenapa Simon Hunt marah-marah saat siaran langsung beberapa tahun lalu.


Agak kecewa sih dengan film ini, karena saya mengira ini film yang kental thrillernya. Namun ternyata memang lebih banyak porsi drama dengan ending yang “Yah cuma gitu”. Oke, setelah gambaran reportase berbahaya Simon dan Duck serta pencarian The Fox yang berliku endingnya biasa saja tentu kurang gereget jadinya. Namun ada kalimat yang cukup memorable buat saya ketika Benjamin berkata bahwa fakta di medan perang tidak sama dengan yang ia pelajari di sekolah jurnalistik lalu Duck membalas “Hei, tidak semua yang kau pelajari di sekolah jurnalistik itu sama dengan yang ada di lapangan.” Aha, ini memang benar sekali, sejauh pengalaman dan hasil belajar saya secara informal tentang jurnalistik. Jurnalis memang tidak boleh kaku dan baku terhadap teori, mereka harus berani improvisasi dan beradaptasi dengan kondisi lapangan. Inilah dinamikanya, dan inilah yang saya suka dari jurnalistik.







3.Veronica Guerin (2003)




Film ini diangkat dari kisah nyata jurnalis wanita bernama Veronica Guerin asal Irlandia. Adegan pembukanya menampilkan Veronica (Cate Blanchett) yang sedang menyetir dan menelepon rekannya ketika kemudian mobilnya berhenti di lampu merah, ia ditembak oleh pengendara sepeda motor dan tewas seketika. Film kemudian bergerak mundur dan menceritakan kisah Veronica sebagai jurnalis koran Sunday Independent, pada waktu ia menulis berita tentang kejahatan narkoba yang sudah parah tingkatnya di Dublin. Investigasinya kemudian membawanya ke bandar narkoba bahkan bos para bandar. Namun keberhasilannya dalam penelusuran itu justru memberikan dampak negatif, pada bulan Oktober 1994 sekelompok orang melepaskan dua tembakan ke rumahnya sebagai bentuk peringatan sekaligus ancaman kepada ia dan keluarganya. Setelah itu ia pernah diserang seorang pria masuk ke rumahnya dan menembak kakinya, namun itu tidak membuatnya menghentikan reportasenya terhadap kasus tersebut, padahal banyak pihak yang sudah melarangnya. Bahkan ketika ia tiba di rumah sang bos bandar narkoba ia malah dipukuli sampai luka parah dan puncaknya adalah penembakan yang menewaskan dirinya.


Film ini adalah film yang menurut saya paling berhasil menampilkan sisi humanis seorang jurnalis, Veronica yang seorang istri dan ibu serta seorang jurnalis yang ngotot dan pantang menyerah digambarkan dengan pas dan seimbang di sini. Resiko pekerjaan jurnalis yang sering berhadapan dengan orang-orang “penting” dan “berbahaya” ditunjukkan di sini, sikap ngotot Veronica sendiri memang menggambarkan sikap jurnalis pada umumnya yang saya ketahui. Ketika sudah meliput suatu berita, jurnalis akan terus memburu sampai dapat. Yang menarik ada kemunculan Collin Farrel di sini, dia berperan sebagai pria yang sedang minum di bar lalu sempat menggoda Veronica. Kematiannya pada tahun 1996 menimbulkan kemarahan dan kecaman terhadap para pelakunya, sebagian besar ditangkap dan bahkan ada yang dihukum mati.


4.State Of Play (2009)




Film ini merupakan adaptasi dari serial televisi di Inggris dengan judul yang sama. Sebenarnya film ini lebih bergenre kepada thriller tentang politik, namun nuansa jurnalismenya juga kental di sini. Banyak nama aktor dan aktris besar di sini, mulai dari Russell Crowe, Ben Affleck, Rachel McAdams, Hellen Mirren sampai Jeff Daniels. Russell Crowe berperan sebagai Cal McAffrey (yang nampak gemuk, berantakan dan gondrong di film ini) wartawan harian Washington Globe yang menyelidiki kasus pembunuhan seorang pemuda dan seorang anggota kongres AS bernama Sonia Baker yang terjadi dalam waktu kurang dari sehari semalam. Belakangan kasus ini malah melibatkan Stephen Collins (Ben Affleck) bos dari Sonia yang juga anggota kongres sekaligus sahabat lama dari Cal karena ada dugaan Stephen memiliki affair dengan Sonia, padahal Stephen sudah beristri. Bersama rekannya Della Frye (Rachel McAdams) wartawan di harian yang sama sekaligus blogger, Cal meliput kasus ini dan menemukan fakta-fakta mencengangkan bahwa kasus pembunuhan ini merupakan konspirasi politik antara kongres AS dengan perusahaan bernama Point Corp.


Tema konspirasi politik yang melibatkan pemerintah juga merupakan tema film yang saya sukai, jadi ketika film ini menggabungkannya dengan jurnalis sebagai tokoh utamanya film ini menjadi salah satu film favorit saya. Selain soal tema saya juga suka dengan para pemainnya khususnya Russell Crowe dan Rachel McAdams, Russell menampilkan satu sisi lagi dari jurnalis dengan gaya berantakan, brewokan dan tidak rapi itu, entah memang itu penampilan aslinya saat ini atau memang penampilannya khusus untuk film ini tapi dia berperan dengan meyakinkan. Rachel McAdams juga saya suka di sini, dia cantik dan mempesona dua kali lipat dibanding saat dia menjadi Irene Adler di Sherlock Holmes. Perannya di sini juga penting, tidak sekedar menjadi pemanis di film detektif itu (terlepas itu adalah film pertama dan bersifat perkenalan).


5.Beyond A Reasonabled Doubt (2009)




Yang satu ini merupakan remake dari film berjudul sama, film pertamanya dirilis tahun 1956 dan merupakan film noir yang menampilkan sedikit gaya visual, penggambaran konflik dan plot yang mengejutkan di bagian akhir dengan ending yang di luar dugaan. Remakenya dibintangi oleh Michael Douglas, Amber Tamblyn dan Jesse Metcalfe. Kalo di film pertamanya media massanya adalah koran di remakenya diganti menjadi televisi, nama-nama karakternya juga diganti. CJ (Metcalfe) adalah seorang jurnalis muda yang berprestasi namun ambisius. Ia memandang sosok Jaksa Wilayah yang sedang naik daun, Martin Hunter (Douglas) adalah seorang yang curang dalam setiap menangani kasus, CJ yakin Hunter memanipulasi bukti agar ia bisa menjebloskan terdakwa dari setiap kasusnya. Untuk membuktikan itu CJ dan rekannya juga dibantu Ella, staf (Tamblyn) dari Hunter yang kemudian menjadi kekasihnya nekat merekayasa bukti dari suatu kasus pembunuhan yang belum diketahui pelakunya, CJ merekayasa bukti agar semuanya dibuat seolah mengarah pada dirinya dan pada persidangan ia bisa membuktikan bahwa sebenarnya Hunter adalah Jaksa yang curang dan menggunakan popularitasnya untuk maju dalam pemilu mendatang. Kisahnya berlanjut sampai konflik yang semakin rumit ketika rencana CJ mengalami hambatan dan ending yang menunjukkan siapa si “penjahat” sebenarnya.


Sebenarnya film ini punya premis yang bagus dan bisa menjadi film thriller yang baik, sayangnya entah kenapa kok malah jadi gagal total, beberapa referensi yang saya baca juga memberi cap buruk untuk film ini. Waktu nonton pun sebenarnya hanya untuk menuntaskan rasa penasaran saja, dan memang patut diakui kemasannya yang maunya thriller jadi agak datar di film ini. Kalau saja dikemas dengan penuturan yang lebih baik saya yakin film ini tidak akan jadi film thriller tanggung.


6.Balibo (2009)




Yang terakhir ini adalah film yang sempat menimbulkan kontroversi karena oleh LSF dilarang tayang Jiffest tahun lalu, film produksi Australia ini diangkat dari kisah nyata pada tahun 1975 tentang pembunuhan 5 jurnalis Australia oleh tentara Indonesia pada saat Timor-Timur diduduki Indonesia. 5 orang jurnalis televisi tersebut awalnya memang bertujuan untuk meliput serangan tersebut, tapi mereka salah mengira bahwa status mereka sebagai jurnalis tidak menjamin keselamatan mereka. Film ini menggambarkan pencarian jurnalis senior Roger East di Timor-Timur untuk menemukan jurnalis tersebut, pada awalnya ia diundang Jose Ramos Horta untuk menjadi kepala kantor berita di Dili dan menyebarkan kondisi Timor-Timur ke seluruh dunia namun pada akhirnya Roger juga menjadi korban serangan tentara Indonesia.


Kesan saya untuk film ini? Kecewa. Ya film ini tidak seheboh berita maupun resensinya, walaupun sebenarnya bisa dimaklumi karena ini film yang menampilkan sejarah dan kalau boleh dikatakan film-film seperti ini punya kepentingan tersendiri. Saya tidak berkomentar soal fakta sejarahnya, karena memang saya tidak menguasainya. Namun film ini memang cenderung membosankan, plotnya sih cukup bagus karena menampilkan dua bagian secara bergantian, ketika 5 jurnalis yang kemudian disebut “Balibo Five” tiba pertama kali di Timor Timur sampai dibunuh, setiap adegan yang menampilkan 5 jurnalis tersebut tiba di suatu tempat dan bekerja lalu menampilkan perjalanan Ramos Horta dan Roger East di tempat yang sama dengan kondisi yang jauh berbeda meski hanya selang beberapa hari.


Kekecewaan dan kemudian kebosanan makin terasa karena film ini minim musik latar. Entah kenapa musik latar cuma muncul di seperempat akhir bagian film, ketika serangan tentara Indonesia dimulai. Sisanya? Tidak ada musik latar dan membuat saya yang menonton adegan per adegan tidak terbangun mood-nya. Satu yang jadi pertanyaan adalah pemeran tentara Indonesia, mereka sempat berdialog Indonesia seperti “Keluar!” selebihnya sih tidak ada. Yang jadi pertanyaan adalah apa ini benar-benar orang Indonesia? Kalau memang iya kenapa mereka mau bermain di film yang justru menyudutkan Indonesia?


Sebenarnya ada beberapa film lagi sih, tapi tentunya terlalu banyak kalau ditulis semuanya. Antara lain “All The President’s Men”, yang ini saya belum nonton tapi kalau tidak salah film ini bercerita tentang skandal Watergate lalu ada juga “Resurrecting The Champ” yang bercerita tentang kebohongan tak disengaja dari sebuah artikel, sedikit mirip dengan “Shattered Glass”. Yang pasti film-film ini memberikan perspektif baru pada penonton tentang profesi jurnalis yang sebenarnya merupakan pekerja kemanusiaan dengan caranya sendiri, melaporkan berita kepada masyarakat.




sumber : 
http://ekajazzlover.wordpress.com/2010/02/26/film-film-tentang-jurnalis/



Minggu, 27 November 2011

Antara Manggung, Hand Phone, dan Ine Febriyanti



Oleh: Nuri


Minggu, 27 Nopember 2011 saya menjadi saksi hidup atas apa yang terjadi dengan pacar saya, Paunk (baca:Mbem) yang harus menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang akhirnya semua rasa tercampur menjadi satu, halaaah. Karna hidup banyak rasa uuuy.. Hari ini pun menjadi “sesuatu”.
Jadi gini, si mbem sang drummer betawi tulen pagi ini mau MANGGUNG di sebuah panggung hiburan pinggir jalan sekitar HI di acara car free day. Manggung dengan bermain drum bersama bandnya adalah impian mbem dan suatu hal yang membuat mbem bahagia luar biasa. Disini saya dipercaya untuk menjadi dokumentasi seksi. Eh kebalik, seksi dokumentasi maksudnya, untuk meliput aksinya. Yup pagi-pagi buta jam 7 kami berangkat ke HI, walaupun saya belum mandi hahahaha..
Satu per satu personel band datang hingga semuanya sudah berkumpul, setelah menunggu 30 menitan akhirnya bandnya dipanggil, mbem pun semangat sekali dengan membawa benda kesayangannya, sumpit drum, langsung aja dia melompat ke panggung. Saya pun siap beraksi dengan kamera saya. Mbem yang susah mingkem ampe asem, kontan membuat saya siok karena ternyata mbem bisa mingkem kalo main drum! Tapi tetep ganteng kok. Senang sekali melihat semangatnya. Seusai perform, kami istirahat dengan teman-teman bandnya. 







          “Ndut, kita mau makan-makan dulu di Mc.D kemang” kata mbem
          “HAAH JAUH AMAT KE KEMANG, di Sarinah kan ada, lebih deket” kata saya
          “Yah ga papa kan aku yang nyetir naek motor” kata mbem
          Kata-kata dari mbem melemahkan hati saya hingga membuat saya menyerah dan “Oke dah yuk berangkat.”
          “Ada yang ketinggalan ga ndut?” mbem mengingatkan
          “Ga ada sayang”


Kami pun berpencar berhamburan kesana kemari menuju parkiran masing-masing karena dari awal berangkat kita berpencar menuju satu titik, kemudian berpencar lagi untuk menuju satu titik. Mengerti maksud saya? Oke kita lanjutkan. Di perjalanan, yang belum jauh dari HI, tiba-tiba penyakit mbem kambuh. Penyakit ini secara normal dialami oleh orang berusia 70-an baik pria maupun wanita.  Penyakit ini bisa membuat orang yang mengalaminya tidak bisa ingat dengan apa yang sudah atau baru ia lakukan. Kamu tau apa? Yup, benar! kamu pintar sekali. PIKUN jawabannya.
         
          “Ndut liat HAND PHONE aku ngga?” kata mbem
          “Ngga ada di aku mbem” jawab saya
          “Coba liat di tas aku deh ndut, cariin ada di situ ngga?” pinta mbem
Dengan motor sedang dalam keadaan berjalan, mbem memberikan tasnya yang berada di depan ke saya yang sedang dibonceng di belakang. Saya menerima ta situ, dan mulai melaksanakan perintahnya, mengaduk-aduk isi tas mencari benda kecil itu, namun hasilnya.
          “Ga ada mbem, emang terakhir kamu taro dimana?”
          “Ga tau ndut lupa” Jawab mbem dengan polosnya


Kamu bisa bayangkan kan? Belum ada 60 menit perasaan saya saat terakhir ia sebelum manggung, ia lupa kapan  terakhir memegang hapenya dan ditaro dimana. Karena penasaran, ia pun menghentikan motornya di pinggir jalan kuningan dan mencari hapenya di saku jaket, celana, tas dia, tas saya, namun nihil. Saya sms hapenya, namun nonakif. Penasaran mbem bertambah akhirnya kita putar balik menuju HI. Terdengar suara ayu ting-ting -Kesana kemari mencari si henpon. Namun yang kucari sudah tidak ada, sayaaaaang, yang kuterima segagang sapu, membuat aku frustasi dibuatnya-
Pahit menerima kenyataan, mbem ting-ting belum menyerah, ia masih masih merasa punya harapan, mungkin saja hapenya terbawa oleh teman bandnya. Kami pun tetap berangkat ke Mc. D kemang menyusul teman-temannya. Sekejap suasana menjadi mencekam, diam tanpa suara. Tiba-tiba mbem memecahkan keheningan dan menciptakan keramaian saat,
          “Ndut aku lagi inget-inget ini terakhir aku naro hape dimana, masalahnya aku bener-bener lupa sama sekali terakhir hape aku dipegang. Tau-tau ilang” mbem menjelaskan seolah tau kegelisahan saya
          “Hahahahaha” saya tertawa lumayan keras sampai orang-orang di sekitar jalan menengok ke arah kami. “Hah jadi dari tadi kamu diem tuh lagi mikirin itu mbem? Yauda moga aja beneran kebawa sama temen kamu” Saya berusaha menenangkan
          Sesampainya di Mc.D teman-temannya taka da yang tahu tentang keberadaan hapenya. Tak mau terhanyut dengan rasa sedihnya, mbem langsung memesan makanan dan makan dengan lahap. Diam-diam saya memperhatikan. Mbem selalu terlihat ceria apapun situasinya. Saya suka itu. Berbeda 180 derajat dengan saya yang tidak bisa menyembunyikan situasi hati saya di raut wajah saya. Di sela-sela makan, ia tanya-tanya ke saya soal undangan yang saya berikan ke mbem via facebook yaitu sebuah acara nonton dan diskusi film karya INE FEBRIYANTI –salah satu idola mbem- Hah saya pikir ia tidak tertarik dengan acara itu mengingat acara itu tentang film, bukan band. Karena ada mba Ine itu makanya ia mau datang ke acara tersebut.
Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan ke kineforum di TIM. Namun acara masih 2 jam lagi akhirnya mbem memutuskan untuk ke Gallery Indosat Sarinah terlebih dahulu untuk membuat kartu sim baru dengan nomor hape yang sama. Malang-malang putung ternyata disana ramai sekali antriannya. Mbem rela menunggu, hingga tertidur. Karena saya tidak betah tak ada yang bisa diajak mengobrol, dan kondisi ruangan yang panas, saya kabur ke tempat yang dingin yaitu Matahari. Yup matahari yang satu ini dingin. Setengah jam kemudian saya kembali ke mbem, ternyata dia sudah bangun, namun nomor antrean masih sangat lama. Saya pun terbang lagi ke matahari, karena saya pikir mbem bakal tidur lagi. Saat saya mulai bosan di matahari, setengah jam kemudian saya kembali lagi melihat kondisi mbem dan memastikan jadi ke TIM atau tidak karena 15 menit lagi, acara dimulai. Hah tak kusangka, tak ku kira, ternyata antrean pun juga masih lama.
          “Jadi ke TIM ga kita, dah mau mulai ni acaranya?” Tanya saya
          “Jadi. Tapi nanggung ni antreannya bentar lagi.” Jelas mbem


Sekitar 20 antrean lagi, kami pun memutuskan untuk menunggu berarti sekitar setengah jam lagi. Hmm mbem memang tak seheboh dan terlihat kurang semenggah dengan film. Berbeda dengan mbem yang saya kenal dulu sekitar 4 tahun lalu. Dulu dia sering berorasi kepada saya mengenai film ‘setiap frame begitu berharga’. Kalimat itu selalu ia ucapkan saat ingin menonton film. Ia tidak ingin kehilangan satu detikpun dari sebuah film. Dia sangat gesit sekali jika ingin nonton film, telat satu menit saja, dia berlari-lari menuju bioskop. Saya berusaha menyamai langkah kakinya untuk mengejar dia, ‘cepetan ndut, udah telat ini’. Dalam hati saya berkata ‘belom telat ini mah, huh’ Namun sekarang, telat 1 jam pun mbem ga masalah.
Setengah jam kemudian, tibalah saatnya nomor antrean mbem dipanggil. Selesai mengurus pembayaran, kami pergi ke TIM. Masih malang-malang putung juga ternyata, karena telat 1 jam lebih, kami tidak diperbolehkan masuk bioskop. Itu sudah peraturannya.
          “Sial banget ya gua hari ini, hape ilang, di indosat tadi kelamaan, nyampe bioskop ga boleh masuk, padahal itu film dari ine,, yang udah lama banget dari aku suka dari SMA haduuuuuh..” mbem mengeluh
          “Heh, ga boleh bilang sial, siapa atau ada hikmahnya di balik ini semua, tuh mba ine samperin aja” hibur saya yang saat itu melihat ine di depan mata saya.
          “Ah malu aah ntar aja” jawab mbem
Acara nonton film selesai, saatnya dibuka acara diskus film, terlihat mba ine masuk ke dalam bioskop. Tak mau ambil risiko, mbem bertanya ke bagian informasi boleh masuk atau tidak, dan ternyata boleh. Kami masuk ke dalam bioskop dan mbem bingung mau bertanya apa karena ia tidak menonton filmya. Namun saat bertanya pada mba Ine ternyata filmnya boleh diminta kapanpun dan siapapun yang mau. Mba Ine pun memberikan nomor kontaknya yang bisa dihubungi, dan mbem sukses berfoto dengan sang idola. Senangnya bukan main dia.
          “Hah kenapa rasanya kok jadi balik lagi ya ke masa dulu saat masih semenggah di bidang film. Disaat aku udah mulai meninggalkan dunia perfilman pas masih kuliah, dan kembali ke band yang udah aku impi-impikan tapi justru jadi seneng lagi di film gara-gara ada Ine Febriyanti di bidang film” Mbem curhat.
          “Berarti kamu masih ababil mbem, belum dapet jati diri yang seutuhnya” jawab aku sok tau
Sebenarnya aku agak menciut dikit mbem berkata seperti itu, karena toh mbem bertemu dengan saya di satu organisasi film. Yang kemudian berlanjut menjadi pacar. Kesannya ia sudah tidak mengingat dan mengindahkan hal itu. Saya tidak ingin dikaitkan dengan itu.
          “Tuh hari ini ga sepenuhnya sial kan?” Hibur saya
          “He he tapi semua ini ada seneng ada sial ndut. Manggung maen drum dengan band itu impian banget ndut setelah sekian lama ga manggung. Terus ngefans sama Ine Febriyanti tuh dari SMA ndut, berapa tahun tuh, 8 tahun. Dan akhirnya ketemu juga, bisa ngobrol, foto bareng, hah Ine Febriyanti ndut, jarang ada yang kenal. Inget banget pas dia bawain acara ‘Fenomena’ dulu dari dia masih gadis, ampe dia hamil pun masih ngebawain acara itu. Dan akhirnya bisa ketemu juga haaaah. Bikin film pula, yang dulu aku respect banget sama film. Hah padahal lagi seneng-senengnya sama ngeband. Dua hal yang bikin aku seneng hari ini harus dibayar dengan sebuah hand phone. Haaaah”


***






Selasa, 22 November 2011

Selamat Tinggal Sahabatku (Karya Siswa Al Azhar 19 Cibubur)





By: Adilla Zharifa


                Aku memakai baju gamis hitam yang sudah berantakkan walaupun baru disetrika. Dengan mata lembab aku berjalan menuju mobil yang sudah menunggu. Di perjalanan, aku teringat sebuah kisah yang takkan pernah kulupakan. Tentang hal yang menghantuiku beberapa hari ini. Kisah yang sangat buruk. Aku ingin melupakannya tetapi tidak bisa karena itu salahku. Dan sekarang aku malah benar-benar ingat setiap detik kisah itu.
                “Aku gak mau naik motor!” sahut Mira.
                “Kamu kan belum pernah nyoba, kalau nyoba kecanduan deh!” rayuku.
Mira tak terpengaruh sama sekali. Dia tetap melanjutkan lukisannya.
                “Kamu kan gak ada yang jemput. Orang tuamu masih kerja, kakakmu lagi pergi, adikmu? Mana mungkin! Dia masih berumur lima tahun”, lanjutku.
                “Aku bisa jalan”.
                “Kalau orang tuamu tahu kamu berjalan dari sini ke rumah, dia akan marah. Dari sisni ke rumahmu kan sangat jauh!”
Aku berhenti bicara tepat saat Mira berhenti melukis. Dia menatapku dan mengangguk ragu.
                Akhirnya mobil berhenti di depan pagar. Saat aku keluar mobil, tiba-tiba aku merasakan hujan. Aku mengambil paying pemberian Mira dan berjalan hati-hati ke dalam tempat itu.
                “Kamu yakin gak aka nada apa-apa?”
                “Percaya deh, naik motor gak seburuk yang kamu pikirkan.” Tiba-tiba hujan turun”
                “Ayo! Cepat naik sebelum deras!” Mira pun memakai helm dan menaikki motorku. Aku membawa motor itu dengan kecepatan yang cukup tinggi.
                Aku duduk di tikar yang telah disediakan. Dalam beberapa detik, air hujan makin deras. Dan aku baru sadar, air mataku juga turun dengan deras. Aku menatap ke atas, ke paying yang tembus pandang pemberian Mira. Air hujan terlihat berjatuhan.
                “Jangan terlalu kencang ti!”
                “Enggak akan apa-apa! Santai aja!” Aku menaikkan kecepatan motor dan hujan malah makin deras. Aku menengok ke belakang melihat Mira yang ketakutan menatap ngeri melihat mobil yang ada di depan. Tiba-tiba air mengalir di pipinya. Aku memandang truk besar di depan dan aku tidak ingat lagi apa yang terjadi.
                Air mataku mengalir lebih deras saat aku memandang batu bertuliskan
                ‘Amira Anisah 17 April 1990 – 17 April 2010’
                Ya, dia meninggal.
                Bahkan saat ulang tahunnya, aku mendatangi tempat ia dimakamkan satu minggu setelah dia meninggal. Karena dokter bilang aku koma satu minggu. Dan aku baru bangun tadi pagi jam dua belas malam. Di benakku, aku membuat sebuah perjanjian. Aku tidak akan pernah memaksa orang lagi bahkan sebelum mereka memintaku untuk tidak menggodanya, karena jika aku memanksa, malah akan membuat musibah. Tidak hanya musibah bagi orang tersebut, itu akan menjadi musibah setiap orang.


Cepat Sembuh Mama (Karya Siswa Al Azhar 19 Cibubur)





By: Khoyrunnisa


Aku hanya diam, mematung saat aku mendengar ibu berkata seperti itu. “Apa bu? Ulang deh, ulang coba. Ngomong apaan barusan?”
                “Ibu harus dirawat di rumah sakit”, Ibuku berkata sekenanya.
                “Hah? Ngapain?”
                “Ibu sakit”, ia menjawab sekenanya lagi. “Rahim ibu kayaknya harus diangkat”
                Aku terdiam. “Kenapa?” Aku bertanya setelah lima detik atau lebih berlalu.
                “Ada penyakit hormonal di rahim ibu. Namanya adenomiosis”.
                “Tapi…. Amit-amit ya bu, bukan kanker kan?” aku bertanya setengah bercanda. Namun raut wajah ibu menjadi serius. Aku mulai menyadari bahwa; ini bukan lelucon. Ini buka lelucon belaka. Pertanyaanku buka lelucon biasa.
                Ibu dengan muka tertunduk, mengangguk. Jleeeb!!! Anggukan ibu seperti pisau yang dihantamkan ke dadaku. Aku hanya bisa tercengang, “Terus di rumah sakit ntar ngapain?”
                “Ya, dirawat. Dioperasi”.
                Kejadian ini terjadi dua bulan yang lalu. Aku masih mengingatkannya di dalam pikiranku. Tak bisa terbayangkan olehku, ibuku, baru berumur 35 tahun, operasi pengangkatan rahim? Terus, dia ditemenin sama siapa? Sama ayah? Ngga mungkinlah! Mereka udah cerai empat tahun lalu. Tapi ibuku termasuk orang yang tegar. Banyak cobaan menghadangnya. Namun, dia tidak pernah menyerah. Makanya aku menjadikannya sebagai penutanku.
                Saat operasi dua bulan lalu dilakukan, Alhamdulillah, rahimmnya tidak jadi diangkat. Biang kerok penyakitnya itu cukup dilaser, menggunakan alat-alat canggih zaman sekarang.
                Ku kira, setelah itu penyakitnya tidak akan kambuh lagi. Tetapi takdir berkata lain. Sekitar seminggu yang lalu, ibuku mengajakku makan di sebuah restaurant. Ia menceritakan bahwa, penyakitnya dating lagi. Dan, penyakitnya ini sudah stadium empat. Jika sudah stadium lima, dinyatakan kanker. Jadi mau ngga mau, rahimnya harus diangkat.
                “Ya ampuuun ibu… sabar ya. Ibu ngga sedih?”
                “Ngga dong, sayang. Semua musibah pasti punya hikmah. Coba kalau rahim ibu ibu diangkat…?”
                “Ibu ngga menstruasi lagi.”
                “Terus kalau ibu ngga dapet lagi…?”
                Aku berpikir keras selama satu menit, atau lebih. “Ibu bisa beribadah sama Allah tanpa henti. Ibu bisa solat terus, puasa penuh tanpa halangan.”
                Ibu memelukku. “pinter.”
                Sekarang aku tinggal menunggu tanggal 2 November 2011 datang, dimana operasi yang mempertaruhkan nyawa itu tiba. Dimana akan ditentukan, apakah ibuku akan selamat, atau tidak.
                Semua, mohon doanya ya..


November 19, 2011





Banguuuun mbeeeem,,, berjemur mumpung mataharinya anget-anget kuku
Sms terkirim. Dengan sukma yang masih belum menyatu dengan raga saya mengetik sms pertama saya untuk memulai hari sabtu ini ke mbem, pacar saya tentunya. Sudah bias dipastikan ia tidak akan langsung membalas sms saya karena pasti masih tidur. Benar saja 4 jam kemudian baru dibalas,
Baru bangun say, semalem gak bisa tidur cos kemaren abis solat jumat aku tidur mpe sore. Udah mendingan sih cuma masih ada sesek-seseknya sedikit.
Dia sakit karena terlalu capek, dan alergi dingin nafasnya menjadi sesak. Tapi dari sms itu sepertinya ia masih belum 100% fit.
Saya langsung balas,
Ckckck tidur ga teratur banget mbeeem. Kalo masih sakit ga usah dipaksa dateng mbem cos tempatnya jauh banget.
Temannya ada yang menikah, sebelumnya saya sempat bertanya apakah akan hadir ke pernikahannya atau tidak, mengingat tempatnya yang jauuuuuh sekaleeee sampai-sampai di peta, tidak nampak  cawang –tempat tinggal saya- mengingat ia yang masih kurang fit takutnya tambah parah sakitnya, jadi sebagai pacar saya menyarankan untuk tidak dipaksa datang.
Dia pun membalas,
Daerah mana sih ndut tempatnya? Napak tilas ga jauhnya? Gimana yauda kalo gitu kita ketemuan yuk di Akm pas pengajian nanti abis itu malmingan deh.
Temannya yang mau nikah kok malah tanya sama saya??? Hahaha yak, karena undangannya terbawa oleh saya. Seneng dia ngajak malmingan kayak anak ABG yang baru pacaran, hah soalnya kita jaraaaang bangeeeet malem mingguan. Saya sudah menduga secara akurat, tajam, setajam silet bahwa kita malem mingguan setelah pulang dari kondangan, yeeeaaahhh jingkrak-jingkrak.
Saya balas,
Deket-deket Ciledug mbem, Pondok Indah sonoan lagi. Mau jalan kapan? Uia, ke Ancol apah, ada UrbanFest disono tapi ga ada Homogenic.
Saya memberi referensi ke Ancol, ada acara Urban Fest dan juga komunitas saya ikut serta dalam acara tersebut. Wow asiiik perjalanan hari ini bakalan panjaaaaang kaya choki-choki abis kondangan ke malmingan di Ancol.
Dia balas,
Enaknya jalan kapan jam berapa? Emang sekarang ya Urban Fest nya?
Saya balas,
Aku sih terserah kamu sayangku
Dia balas,
Hmmm yowes deh agak sorean aja kali ya. Nanti aku kabarin kalo udah mau jalan.


Dst saya masih sms-an. Saya pun bergerak melakukan hal-hal  yang bias dikerjakan mulai dari makan, makan, dan makan, setelah ditelaah kok saya makan terus? Lah lah ga bisa ni begini terus-terusan, akhirnya saya mencuci mukena yang entah sudah berapa taun saya tidak cuci. Tidak berhenti sampai di situ saya akhirnya menyetrika baju sambil makan dan nonton futsal. Makan lagi.
Setelah selesai saya pun membuka benda persegi empat warna hitam, saya colok kabel ke colokan, saya tekan tombol power, terlihat sinar yang terpancar ke mata saya. Yaaak this is it laptop. Kemudian jemari saya mulai mengorak-arik isinya, membacanya hingga tak terasa kok jadi gelap, saya tidak melihat apa-apa, dan mendengar apa-apa. Yaaaak saya ketiduran.
Wrrriiipiiii –bunyi sms masuk- terlihat ada dua sms. Saya lihat jam sudah pukul 17.30.
Ni aku jalan
Volvo
HAAAAAH mbem udah mau nyampe rumah saya, sebagai laki-laki sejati yang hendak menjemput wanitanya. Kontan saja saya kaget dan langsung buru-buru pakai baju, dandan seperti wanita –loh emang saya apa-
Saya pun turun dari kamar atas ke ruang tamu yang ada di bawah. Ternyata ada tamunya mamake disana, biasalah mamake kalo ada orang bertamu suka caper –cari perhatian- 
“heh itu mao kondangan begitu bajunya? Rambut masih acak-acakan” teriak mamake
“udah malem ini acaranya, lagian siapa yang mau merhatiin” kata saya
Bla bla bla bla saya sudah tidak hafal lagi apa hujatannya.
Saya jadi malu pertama sama teman mamake, kedua sama mbem, karena mamake membuat saya malu. Akhirnya saya pun jadi naik-naik ke puncak kemarahan dan kekesalan yang tak sengaja dan sudah biasa kecipratan ke orang lain, kali ini yang kena adalah mbem
“jam segini mah bukan sore namanya” gumam saya
“hah bilang apa tadi”kata mbem yang mendengar samar-samar gumaman saya
“hah ngga,, ngga papa” jawab saya
“tadi kamu ngomong apa, kurang jelas” jelas mbem
“hah perlu diperjelas?”saya ragu, saya Tanya dulu
“iya apaan tadi”paksa mbem
“Jam segini bukan sore namanya” ceplos saya
Ia pun diam, kemudian izin solat magrib ke mamake. Saya bingung kok mbem pakai kaos. Ya sudahlah daripada ga pakai apa-apa, piker saya. Sambil menunggu ia solat, saya menyiapkan isi tas saya. Ketika ia selesai solat kami pun berpamitan dan berangkat.
Belum sampai jalan raya,
“eh eh mbem berhenti undangannya ketinggalan. Aku ga apal alamatnya” teriak saya
“hah emang mau ke kondangan”kata mbem polos
“lah emang mau kemana?”Tanya saya bingung
“kan aku bilang kondangannya ga jadi, kan kejauhan kata kamu”jelas mbem yang makin membuat saya bingung
“kapan kamu bilang gitu?”Saya bingung dan mulai kesal
“mau di kroscek lag isms kita yang tadi-tadi?”tawar mbem
“Silakan, siapa takut wong kamu ga ada pernyataan kalo kamu ga jadi kondangan.”
Kita pun membaca sms yang tadi sudah saya tuliskan di atas, saya yang dikerubutin rasa kebingungan ditambah rasa kesal sedikit menghasilkan rasa gondok yang luar biasa lezatnya. Setelah dibaca-baca bersama saya pun merasa menang, karena sms dia yang menyatakan tidak jadi kondangan tidak ada. Namun pertarungan tidak berhenti sampai disitu.
“Jadi ke kondangan atau ke ancol ni?” Tanya mbem yang mulai kesal juga
“Hah aku udah dandan kayak gini?” hah aku bingung masa iya ke Ancol jam segini nyape-nyapein aja, buang-buang ongkos aja, trus kalo ke kondangan, alamatnya jauhnya bikin gue males melanjutkan hidup.
“ya aku kan berencana ke ancol aja ga jadi kondangan sesuai saran kamu”
“TAPI, ga ada pernyataan bahwa kamu batal kondangan!!” saya mulai ngotot karena dia tidak mau salah. Biasa laki-laki mah rata-rata egois. Seharusnya saya yang marah sama dia tetapi dia balas lebih marah. Seandainya dia meminta maaf, masalah selesai, karena saya tidak suka berantem. Tapi dia ngotot kalau dia yang benar.
“Kalo ke Ancol aku ganti sepatu dulu, ga enak pake high heels kayak gini” Saya ngambek.
Motor balik arah ke rumah lagi, kita masih berdebat antara ancol atau kondangan,, hah bullshit kalau tau bakal ke ancol gue ga perlu cape-cape dandan kayak cewe ginih. Dengan langkah kesal saya kembali ke rumah dan mengganti sandal, kamipun berangkat ke ancol dengan emosi yang masih meluap-luap tapi ditahan-tahan.  Berasa nahan kentut tau ga lo, sakiiiitnya minta ampun.
Sepanjang jalan hanya terdengar suara kendaraan dan klakson, bukan tawa canda kami yang biasanya menghebohkan jalanan. Terus-menerus kami membisu sepanjang perjalanan menahan kesal dan marah Hei ga ada yang benar benar BENAR dang a ada yang sepenuhnya salah dalam kasus ini. Ini salah paham boy, kenapa kamu yang jadi semarah ini, batinku. Mbempun mengendarai motor seenaknya senggol sana, senggol sini kebut-kebutan. Pertanda kalau dia memang dalam keadaan marah, emosionalnya tak dapat dikendalikan lagi. Saya pun menangis di belakang tubuh mbem yang membonceng saya karena tak kuasa menahan marah. Hampir sampai mangga dua saya membuka percakapan
“ntar kalau ketemu ATM berenti yah, aku ga ada duit tunai sama sekali” kata saya
Dia hanya mengangguk pertanda “iya” Kami pun melaju lagi hingga sampai pintu masuk Ancol, dan mencari-cari ATM, yak akhirnya ketemu juga, saya turun dan melangkah ke ATM, masih dengan kondisi bisu. Kami melaju lagi lagi menuju lokasi Urban Fest, sesampainya disana masih diem-dieman.
Saya tidak kuat lagi, lo tau ngga rasanya jalan ni jauh, sepasang insan diem-dieman tuh rasanya pengen nonjok kaca sampe pecah, baru deh lega.
“masih marah?”Tanya saya terpaksa
“ga kok”jawab mbem sekenanya
Ia pun pergi ke kerumunan orang-orang dekat panggung meninggalkan saya. Saya pun menangis. Gila jahat banget. Pikir saya. Saya pun sibuk sms-an dengan teman saya yang mengisi acara di urban fest ini.
Saya melangkah pergi meninggalkan mbem, tapi ia mengikuti saya dari belakang. Saya pun bertemu dengan teman saya itu dengan menyapa sebentar, kemudian duduk untuk menyelesaikan masalah dengan mbem.
“Ga enak mbem malem mingguan diem-dieman kayak gini”kata saya yang merasa ga kuat sebagai cewek didiemin kayak gini
“Bisa ga sih ndut, kamu ngertiin aku, aku udah bela-belain buat ketemu kamu kamu walopun badan masih kurang sehat tapi kamu malah marah-marah gini. Tinggal ganti kostum trus kita jalan apa susahnya sih. Aku ga masalah tadi kamu ketiduran atau apa, tapi tolong dong jangan sambut aku dengan cemberutan kamu sampe kamu bilang jam segini bukan sore laaah..”
Saya bingung apakah semua lelaki didunia ini suka sekali memutarbalikkan fakta, yang membuat saya marah karena ia tidak bilang mau jalan jam berapa, dan tau-tau tidak jadi. Saya menunggunya sampai ketiduran. Saya beri penjelasan ia marah-marah tidak terima. Ia marah-marah saya tidak diberi kesempatan untuk bicara sedikitpun sebagai bentuk pembelaan.
Suatu hubungan jangan hanya buat senang-senang semata. Kita hampir 4 tahun menjalani hubungan, tapi belum bisa saling mengerti dan berpikir jernih saat sedang ada konflik. Saya mudah terbawa emosi, dia terlalu egois. Kita masih sama-sama labil. Ini proses pendewasaan. Maafin aku sayang.


Sabtu, 23 April 2011

My Birthday





       Ku awali pagi ini seperti biasanya,, mandi,, kemudian get out for teaching.. without message or voice for my spirit ‘mbem’ .. this day going so flat until night comes suddenly my honey came to my home brought blackforrest to me.. How so happy I am.. you always make me surprised with your act… Love you ‘mbem’…
“happy birthday to me..”

Selasa, 01 Februari 2011

Story of Reflection (ketika hati bersuara.. )



Tentang seorang wanita yang sangat mencintai kekasihnya. Wanita ini bernama Ocid. Ia berhasil mempertahankan hubungannya dengan Dico ,kekasihnya hampir 3 tahun. Dico mempunyai banyak teman wanita, bisa dibilang, ia lebih cepat akrab dengan wanita dan kebanyakan wanita merasa nyaman ketika bersama Dico. Tapi hal ini sangat tidak disukai Ocid. "Gue bukan cewek yang cemburuan tapi tingkah laku dia dan beberapa temannya yang wanita kadang bikin gue tak nyaman sama Dico" kata Ocid dalam hati. Sebenarnya Dico mengetahui hal ini.
Hari ini Dico diajak temannya untuk berkumpul, lagi-lagi wanita.. ya 2 orang wanita. Ia memberi tahu hal ini pada Ocid dengan embel-embel mengajaknya ikut (supaya Ocid tidak marah mungkin). Karena Ocid free saat itu, akhirnya ia menyetujui ajakannya.
Sesampainya di tempat tujuan Ocid berusaha agar Dico tidak marah dengan cara berpura-pura senang ketika ngobrol dengan temannya. "Gua begini biar lo seneng aja kok, gue ga mao ribut mulu sama elo, walopun gue pernah ribut sama salah satu temen lo disini, gue berusaha ramah dan ga nunjukin mood asli gue.. semua itu karna gue sayang sama elo ;'-) Gue ga bisa bayangin elo makan bareng sama 2 cewe, nah pas ada gue jadi 3 cewe.. Gila lo.. dianggep apa gue" kata Ocid dalam hati..
Dico pun mengantar Ocid pulang ke rumah. Biasanya di perjalanan selalu ramai dengan obrolan mereka berdua, namun kali ini suasanya terasa sunyi senyap, hanya terdengar suara kendaraan yang berlalu. Ocid senang karena ia berhasil mnyembunyikan mood aslinya di depan Dico selama itu. Hal ini membuat Dico senang terlihat dari gestur dan mimiknya. Namun Ocid sedih karena harus membohongi diri sendiri bahwa ia tidak rela Dico berteman dengan begitu banyak wanita. Namun ia tak berani melarangnya karena ia tahu Dico akan marah.
"Gimana kalo ngga ada gue? pantesan dia hepi2 aja ngga ada gue. karna dia bisa milih sapa temennya yang bisa di ajak jalan, siapa yang rela cowo dah punya pacar tapi masih jalan sama cewe laen menatasnamakan teman" lirih Ocid.
Air mata yang ia tahan sejak awal pertemuan pun tak sanggup terbendung lagi. Ocid menangis saat melihat punggung gagah Dico berlalu di hadapan Ocid. Dalam tangisannya yang terisak ia masih sanggup berbisik "aku sayang kamu"
::To Be Continue...

Selasa, 25 Januari 2011

Tanda Hubungan di Ambang Kehancuran

Keberhasilan sebuah hubungan asmara bukan hanya dinilai dari lamanya hubungan tersebut berlangsung. Tapi, juga keterlibatan emosi di dalamnya.

Pada awal hubungan, semua mungkin terasa menyenangkan. Seiring berjalannya waktu, konflik biasanya mulai mengganggu. Tak jarang, konflik yang tak berkesudahan membuat pasangan berpikir ulang atas kelanjutan hubungan.

Mary Pender Greene, ahli hubungan dan psikoterapis asal New York, memaparkan sejumlah tanda hubungan di ambang kehancuran. Lakukan evaluasi melalui tanda-tanda berikut jika merasa ada yang tidak beres dengan hubungan selama ini.

1. Koneksi terasa lebih seperti sebuah pertemanan dibandingkan hubungan cinta.

2. Dia mengatakan "Aku cinta kamu", dan Anda sulit untuk membalasnya.

3. Anda dan dia mulai jarang bertukar cerita.

4. Salah satu pasangan, selingkuh.

5. Ada semacam perasaan 'tidak nyambung' saat mencoba berkomunikasi.

6. Drama antara Anda dan pasangan jadi lebih menarik dibandingkan hubungan itu sendiri.

7. Anda membicarakan masa depan bersama yang tampaknya tidak nyata atau terlalu indah.

8. Anda lebih sering bertengkar dengan dibandingkan bersenang-senang.

9. Berhubungan seksual hanya karena salah satu menginginkannya.

10. Dia tidak mendukung pekerjaan atau kesenangan Anda di luar hubungan.

11. Anda mulai mencari orang lain yang lebih menarik.

12. Kehidupan seksual sering berakhir buruk atau menyedihkan.

"Anda mungkin bisa berlama-lama dalam hubungan yang tidak bahagia. Itu karena hubungan telah menjadi bagian dari rutinitas dan Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah Anda keluar dari hubungan tersebut," kata Pender Greene, seperti dikutip dari ThirdAge.

Anda memang dapat melanjutkan hubungan karena ada tujuan fungsional di dalamnya seperti persahabatan sederhana atau hubungan sosial yang lebih luas. Tetapi, semakin lama Anda bertahan dalam sebuah hubungan yang tidak memuaskan, semakin sedikit kesempatan Anda akan memiliki hubungan lebih baik.

Melepaskan hubungan yang sudah mapan memang sangat sulit, tidak nyaman, bahkan menakutkan. Tapi, ini bukan akhir dari dunia. Justru, bisa menjadi awal dari kehidupan yang baru