Selasa, 01 Februari 2011

Story of Reflection (ketika hati bersuara.. )



Tentang seorang wanita yang sangat mencintai kekasihnya. Wanita ini bernama Ocid. Ia berhasil mempertahankan hubungannya dengan Dico ,kekasihnya hampir 3 tahun. Dico mempunyai banyak teman wanita, bisa dibilang, ia lebih cepat akrab dengan wanita dan kebanyakan wanita merasa nyaman ketika bersama Dico. Tapi hal ini sangat tidak disukai Ocid. "Gue bukan cewek yang cemburuan tapi tingkah laku dia dan beberapa temannya yang wanita kadang bikin gue tak nyaman sama Dico" kata Ocid dalam hati. Sebenarnya Dico mengetahui hal ini.
Hari ini Dico diajak temannya untuk berkumpul, lagi-lagi wanita.. ya 2 orang wanita. Ia memberi tahu hal ini pada Ocid dengan embel-embel mengajaknya ikut (supaya Ocid tidak marah mungkin). Karena Ocid free saat itu, akhirnya ia menyetujui ajakannya.
Sesampainya di tempat tujuan Ocid berusaha agar Dico tidak marah dengan cara berpura-pura senang ketika ngobrol dengan temannya. "Gua begini biar lo seneng aja kok, gue ga mao ribut mulu sama elo, walopun gue pernah ribut sama salah satu temen lo disini, gue berusaha ramah dan ga nunjukin mood asli gue.. semua itu karna gue sayang sama elo ;'-) Gue ga bisa bayangin elo makan bareng sama 2 cewe, nah pas ada gue jadi 3 cewe.. Gila lo.. dianggep apa gue" kata Ocid dalam hati..
Dico pun mengantar Ocid pulang ke rumah. Biasanya di perjalanan selalu ramai dengan obrolan mereka berdua, namun kali ini suasanya terasa sunyi senyap, hanya terdengar suara kendaraan yang berlalu. Ocid senang karena ia berhasil mnyembunyikan mood aslinya di depan Dico selama itu. Hal ini membuat Dico senang terlihat dari gestur dan mimiknya. Namun Ocid sedih karena harus membohongi diri sendiri bahwa ia tidak rela Dico berteman dengan begitu banyak wanita. Namun ia tak berani melarangnya karena ia tahu Dico akan marah.
"Gimana kalo ngga ada gue? pantesan dia hepi2 aja ngga ada gue. karna dia bisa milih sapa temennya yang bisa di ajak jalan, siapa yang rela cowo dah punya pacar tapi masih jalan sama cewe laen menatasnamakan teman" lirih Ocid.
Air mata yang ia tahan sejak awal pertemuan pun tak sanggup terbendung lagi. Ocid menangis saat melihat punggung gagah Dico berlalu di hadapan Ocid. Dalam tangisannya yang terisak ia masih sanggup berbisik "aku sayang kamu"
::To Be Continue...